Puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan saya
semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini
saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan kliping ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
|
1
|
DAFTAR ISI
|
2
|
BAB I : PENDAHULUAN
|
3
|
1.1. Latar Belakang
|
3
|
1.2. Rumusan Masalah
|
3
|
BAB II : PEMBAHASAN
|
|
2.1. Pengertian Kenakalan Remaja
|
4
|
2.2. Penyebab Kenakalan Remaja
|
5
|
2.3. Solusi Kenakalan Remaja
|
9
|
BAB III : CONTOH, KESIMPULAN DAN
SARAN
|
11
|
CONTOH
3.1. Kesimpulan
|
11
14
|
3.2. Saran
|
15
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Remaja adalah masa peralihan dari
kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai
kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia
sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering
dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan
yang dilakukannya sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak
menyenangkan bagi lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para
remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua
memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang
menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan
remaja.
Remaja merupakan aset masa depan
suatu bangsa. Di samping hal-hal yang menggembirakan dengan kegiatan
remaja-remaja pada waktu yang akhir-akhir ini dan pembinaan yang dilakukan oleh
organisasi-organisasi pelajar dan mahasiswa, kita melihat pula arus kemorosotan
moral yang semakin melanda di kalangan sebagian pemudapemuda kita, yang lebih
terkenal dengan sebutan kenakalan remaja. Dalam surat kabarsurat kabar sering
kali kita membaca berita tentang perkelahian pelajar, penyebaran narkotika,
pemakaian obat bius, minuman keras, penjambret yang dilakukan oleh anak-anak
yang berusia belasan tahun, meningkatnya kasus-kasus kehamilan di kalangan
remaja putri dan lain sebagainya.
Hal tersebut adalah merupakan suatu
masalah yang dihadapi masyarakat yang kini semakin marak, Oleh karena itu
masalah kenakalan remaja seyogyanya mendapatkan perhatian yang serius dan
terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih positif, yang titik
beratnya untuk terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi kenakalan di
kalangan remaja.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
penyusun merumuskan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai
berikut:
- Apakah kenakalan remaja itu?
- Apa penyebab kenakalan remaja?
- Bagaimana solusi mengatasi kenakalan remaja?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kenakalan Remaja
Akhir-akhir ini di beberapa media
masa sering kita membaca tentang perbuatan kriminalitas yang terjadi di negeri
yang kita cintai ini. Ada anak remaja yang meniduri ibu kandungnya sendiri,
perkelahian antar pelajar, tawuran, penyalahgunaan narkoba dan minum-minuman
keras dan masih banyak lagi kriminalitas yang terjadi di negeri ini. Kerusakan
moral sudah merebak di seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak sampai
orang dewasa serta orang yang sudah lanjut usia.
Termasuk yang tidak luput dari
kerusakan moral ini adalah remaja. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja
adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah
melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat
dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi dan pencarian jati diri, yang
karenanya sering melakukan perbuatan-perbuatan yang dikenal dengan istilah
kenakalan remaja.
Kenakalan remaja meliputi semua
perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh
remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di
sekitarnya. Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara
khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court)
pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat. Beberapa ahli mendefinisikan kenakalan
remaja ini sebagai berikut:
- Kartono, ilmuwan sosiologi
Kenakalan Remaja atau dalam bahasa
Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala
patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian
sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang
menyimpang".
"Kenakalan remaja merupakan
kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang
tidak dapat diterima secara sosial
hingga terjadi tindakan kriminal."
2.2. Penyebab Kenakalan Remaja
Ulah para remaja yang masih dalam
tarap pencarian jati diri sering sekali mengusik ketenangan orang lain.
Kenakalan-kenakalan ringan yang mengganggu ketentraman lingkungan sekitar
seperti sering keluar malam dan menghabiskan waktunya hanya untuk hura-hura
seperti minum-minuman keras, menggunakan obatobatan terlarang, berkelahi, berjudi,
dan lain-lainnya itu akan merugikan dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain
yang ada disekitarnya.
Cukup banyak faktor yang melatar
belakangi terjadinya kenakalan remaja. Berbagai faktor yang ada tersebut dapat
dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Berikut ini
penjelasannya secara ringkas:
- Faktor Internal
- Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis
pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama,
terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua,
tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal
mencapai masa integrasi kedua.
- Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari
dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima
akan terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah
mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan
kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
- Faktor Eksternal
a. Kurangnya perhatian dari orang
tua, serta kurangnya kasih sayang
Keluarga merupakan unit sosial
terkecil yang memberikan fondasi primer bagi perkembangan anak. Sedangkan
lingkungan sekitar dan sekolah ikut memberikan nuansa pada perkembangan anak.
Karena itu baik-buruknya struktur keluarga dan masyarakat sekitar memberikan
pengaruh baik atau buruknya pertumbuhan kepribadian anak.
Keadaan lingkungan keluarga yang
menjadi sebab timbulnya kenakalan remaja seperti keluarga yang broken-home,
rumah tangga yang berantakan disebabkan oleh kematian ayah atau ibunya,
keluarga yang diliputi konflik keras, ekonomi keluarga yang kurang, semua itu
merupakan sumber yang subur untuk memunculkan delinkuensi remaja.
Dr. Kartini Kartono juga berpendapat
bahwasannya faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja antara lain:
- Anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang dan
tuntunan pendidikan orang tua, terutama bimbingan ayah, karena ayah dan
ibunya masing–masing sibuk mengurusi permasalahan serta konflik batin
sendiri
- Kebutuhan fisik maupun psikis anak–anak remaja yang
tidak terpenuhi, keinginan dan harapan anak–anak tidak bisa tersalur
dengan memuaskan, atau tidak mendapatkan kompensasinya
- Anak tidak pernah mendapatkan latihan fisik dan mental
yang sangat diperlukan untuk hidup normal, mereka tidak dibiasakan dengan
disiplin dan kontrol-diri yang baik
Maka dengan demikian perhatian dan
kasih sayang dari orang tua merupakan suatu dorongan yang berpengaruh dalam
kejiwaan seorang remaja dalam membentuk kepribadian serta sikap remaja sehari-hari.
Jadi perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan faktor penyebab
terjadinya kenakalan remaja.
b. Minimnya pemahaman tentang
keagamaan
Dalam kehidupan berkeluarga,
kurangnya pembinaan agama juga menjadi salah satu faktor terjadinya kenakalan
remaja. Dalam pembinaan moral, agama mempunyai peranan yang sangat penting
karena nilai-nilai moral yang datangnya dari agama tetap tidak berubah karena
perubahan waktu dan tempat.
Pembinaan moral ataupun agama bagi
remaja melalui rumah tangga perlu dilakukan sejak kecil sesuai dengan umurnya
karena setiap anak yang dilahirkan belum mengerti mana yang benar dan mana yang
salah, juga belum mengerti mana batas-batas ketentuan moral dalam
lingkungannya. Karena itu pembinaan moral pada permulaannya dilakukan di rumah
tangga dengan latihan-latihan, nasehat-nasehat yang dipandang baik.
Maka pembinaan moral harus dimulai
dari orang tua melalui teladan yang baik berupa hal-hal yang mengarah kepada
perbuatan positif, karena apa yang diperoleh dalam rumah tangga remaja akan
dibawa ke lingkungan masyarakat. Oleh karena itu pembinaan moral dan agama
dalam keluarga penting sekali bagi remaja untuk menyelamatkan mereka dari
kenakalan dan merupakan cara untuk mempersiapkan hari depan generasi yang akan
datang, sebab kesalahan dalam pembinaan moral akan berakibat negatif terhadap
remaja itu sendiri.
Pemahaman tentang agama sebaiknya
dilakukan semenjak kecil, yaitu melalui kedua orang tua dengan cara memberikan
pembinaan moral dan bimbingan tentang keagamaan, agar nantinya setelah mereka
remaja bisa memilah baik buruk perbuatan yang ingin mereka lakukan sesuatu di
setiap harinya.
Kondisi masyarakat sekarang yang
sudah begitu mengagungkan ilmu pengetahuan mengakibatkan kaidah-kaidah moral
dan tata susila yang dipegang teguh oleh orang-orang dahulu menjadi tertinggal
di belakang. Dalam masyarakat yang telah terlalu jauh dari agama, kemerosotan
moral orang dewasa sudah lumrah terjadi. Kemerosotan moral, tingkah laku dan
perbuatan – perbuatan orang dewasa yang tidak baik menjadi contoh atau tauladan
bagi anak-anak dan remaja sehingga berdampak timbulnya kenakalan remaja.
- Pengaruh dari lingkungan sekitar, pengaruh budaya barat
serta pergaulan dengan teman sebayanya yang sering mempengaruhinya untuk
mencoba dan akhirnya malah terjerumus ke dalamnya
Lingkungan adalah faktor yang paling
mempengaruhi perilaku dan watak remaja. Jika dia hidup dan berkembang di
lingkungan yang buruk, moralnya pun akan seperti itu adanya. Sebaliknya jika ia
berada di lingkungan yang baik maka ia akan menjadi baik pula.
Di dalam kehidupan bermasyarakat,
remaja sering melakukan keonaran dan mengganggu ketentraman masyarakat karena
terpengaruh dengan budaya barat atau pergaulan dengan teman sebayanya yang
sering mempengaruhi untuk mencoba. Sebagaimana diketahui bahwa para remaja
umumnya sangat senang dengan gaya hidup yang baru tanpa melihat faktor
negatifnya, karena anggapan ketinggalan zaman jika tidak mengikutinya.
- Tempat pendidikan
Tempat pendidikan, dalam hal ini
yang lebih spesifiknya adalah berupa lembaga pendidikan atau sekolah. Kenakalan
remaja ini sering terjadi ketika anak berada di sekolah dan jam pelajaran yang
kosong. Belum lama ini bahkan kita telah melihat di media adanya kekerasan
antar pelajar yang terjadi di sekolahnya sendiri. Ini adalah bukti bahwa
sekolah juga bertanggung jawab atas kenakalan dan dekadensi moral yang terjadi
di negeri ini.
Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh
kenakalan remaja antara lain:
- Bagi diri remaja itu sendiri
Akibat dari kenakalan yang dilakukan
oleh remaja akan berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik
dan mental, walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan
tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja. Dampak bagi fisik yaitu
seringnya terserang berbagai penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur.
Sedangkan dampak bagi mental yaitu kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya
kepada mental-mental yang lembek, berfikir tidak stabil dan kepribadiannya akan
terus menyimpang dari segi moral yang pada akhirnya akan menyalahi aturan etika
dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama remaja tersebut tidak
memiliki orang yang membimbing dan mengarahkan.
- Bagi keluarga
Anak merupakan penerus keluarga yang
nantinya dapat menjadi tulang punggung keluarga apabila orang tuanya tidak
mampu lagi bekerja. Apabila remaja selaku anak dalam keluarga berkelakuan
menyimpang dari ajaran agama, akan berakibat terjadi ketidakharmonisan di dalam
kekuarga dan putusnya komunikasi antara orang tua dan anak. Tentunya hal ini
sangat tidak baik karena dapat mengakibatkan remaja sering keluar malam dan
jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk
bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras atau mengkonsumsi narkoba.
Pada akhirnya keluarga akan merasa malu dan kecewa atas apa yang telah
dilakukan oleh remaja. Padahal kesemuanya itu dilakukan remaja hanya untuk
melampiaskan rasa kekecewaannya terhadap apa yang terjadi dalam keluarganya.
- Bagi lingkungan masyarakat
Apabila remaja berbuat kesalahan
dalam kehidupan masyarakat, dampaknya akan buruk bagi dirinya dan keluarga.
Masyarakat akan menganggap bahwa remaja itu adalah tipe orang yang sering
membuat keonaran, mabuk-mabukan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat.
Mereka dianggap anggota masyarakat yang memiliki moral rusak, dan pandangan
masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek. Untuk merubah semuanya
menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh
keikhlasan.
2.3. Solusi Kenakalan Remaja
Dari berbagai faktor dan
permasalahan yang terjadi di kalangan remaja masa kini sebagaimana telah
disebutkan di atas, maka tentunya ada beberapa solusi yang tepat dalam
pembinaan dan perbaikan remaja masa kini. Kenakalan remaja dalam bentuk apapun
mempunyai akibat yang negatif baik bagi masyarakat umum maupun bagi diri remaja
itu sendiri. Tindakan penanggulangan kenakalan remaja dapat dibagi dalam:
1. Tindakan Preventif
Usaha pencegahan timbulnya kenakalan
remaja secara umum dapat dilakukan melalui cara berikut:
- Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja
- Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami
oleh para remaja. Kesulitan-kesulitan mana saja yang biasanya menjadi
sebab timbulnya pelampiasan dalam bentuk kenakalan.
Usaha pembinaan remaja dapat
dilakukan melalui:
- Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu
menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
- Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan
pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi
melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etiket.
- Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang
optimal demi perkembangan pribadi yang wajar.
- Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat
bermanfaat.
- Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku
baik dan merangsang hubungan sosial yang baik.
- Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan
kesempatan mengemukakan pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan
pengarahan yang positif.
- Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial
keluarga maupun masyarakat di mana banyak terjadi kenakalan remaja.
Sebagaimana disebut di atas, bahwa
keluarga juga mempunyai andil dalam membentuk pribadi seorang remaja. Jadi
untuk memulai perbaikan, maka harus mulai dari diri sendiri dan keluarga.
Mulailah perbaikan dari sikap yang paling sederhana, seperti selalu berkata
jujur meski dalam gurauan, membaca doa setiap melakukan hal-hal kecil,
memberikan bimbingan agama yang baik kepada anak dan masih banyak hal lagi yang
bisa dilakukan oleh keluarga. Memang tidak mudah melakukan dan membentuk
keluarga yang baik, tetapi semua itu bisa dilakukan dengan pembinaan yang
perlahan dan sabar.
Dengan usaha pembinaan yang terarah,
para remaja akan mengembangkan diri dengan baik sehingga keseimbangan diri yang
serasi antara aspek rasio dan aspek emosi akan dicapai. Pikiran yang sehat akan
mengarahkan para remaja kepada perbuatan yang pantas, sopan dan bertanggung
jawab yang diperlukan dalam menyelesaikan kesulitan atau persoalan masing-masing.
Usaha pencegahan kenakalan remaja
secara khusus dilakukan oleh para pendidik terhadap kelainan tingkah laku para
remaja. Pendidikan mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan
psikolog sekolah bersama dengan para pendidik lainnya. Usaha pendidik harus
diarahkan terhadap remaja dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan
mengawasi setiap penyimpangan tingkah laku remaja di rumah dan di sekolah.
Sekolah adalah lembaga pendidikan
formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan remaja. Ada banyak hal
yang bisa dilakukan pihak sekolah untuk memulai perbaikan remaja, di antaranya
melakukan program
“monitoring” pembinaan remaja
melalui kegiatan-kegiatan keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler yang ada di
sekolah dan penyelenggaraan berbagai kegiatan positif bagi remaja.
Pemberian bimbingan terhadap remaja
tersebut bertujuan menambah pengertian remaja mengenai:
- Pengenalan diri sendiri: menilai diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.
- Penyesuaian diri:
mengenal dan menerima tuntutan dan menyesuaikan diri dengan tuntutan
tersebut.
- Orientasi diri:
mengarahkan pribadi remaja ke arah pembatasan antara diri pribadi dan
sikap sosial dengan penekanan pada penyadaran nilainilai sosial, moral dan
etik.
Bimbingan yang dilakukan terhadap
remaja dilakukan dengan dua pendekatan:
- Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan
secara pribadi pada remaja itu sendiri. Melalui percakapan mengungkapkan
kesulitan remaja dan membantu mengatasinya.
- Pendekatan melalui kelompok, di mana ia sudah merupakan
anggota kumpulan atau kelompok kecil tersebut:
- Tindakan Represif
BAB III
CONTOH,KESIMPULAN DAN SARAN
Polisi Bekuk Lagi Pelajar yang
Tawuran, Sopir Metromini Dikalungi Celurit
Edward Febriyatri Kusuma - detikNews
Sembilan pelajar yang diamankan
(Edward/ detikcom)
Jakarta - Sembilan pelajar dari tiga SMK kembali tertangkap hendak
melakukan tawuran pelajar. Kali ini mereka tertangkap oleh warga yang geram
melihat tingkah laku mereka seperti jawara.
Pantauan di lapangan, Senin (1/2/2015), sembilan pelajar tersebut terdiri dari
SMK 1 sebanyak 6 pelajar, SMK 7 sebanyak 2 pelajar, dan SMK Grafika Yayasan
Lektur sebanyak 1 pelajar. Mereka tertangkap oleh warga hendak membajak
Metromini 52 jurusan Kp Melayu-Cakung.
"Mereka ada 20 orang, waktu saya narik dengan kondisi penumpang lumayan
banyak kendaraan saya dihentikan oleh mereka," ujar Ucok Sirait, pengemudi
Metromini, di polsek Jatinegara.
Aksi pelajar tersebut membuat takut penumpang. Bagaimana tidak, berbekal
celurit dan pedang mereka pun membajak Meromini tersebut.
"Leher saya dikalungi celurit pak, otomatis saya berhenti. Ketika mereka
naik semua belum sempat jalan salah satu dari pelajar ini memprovokasi warga,
ya warga jadi emosi akibatnya kaca mobil saya jadi pecah," tuturnya.
Mendapat laporan dari masyarakat, anggota Polsek Jatinegara segera datang ke
lokasi kejadian. Pelajar tersebut langsung kocar-kacir berhamburan alhasil
hanya sembilan pelajar yang tertangkap.
"Ini mereka semua kita bawa ke sini untuk kita data," ujar Kapolsek
Jatinegara, Kompol Dasril.
Seperti belasan pelajar yang sebelum tertangkap oleh anggotanya. Sembilan
pelajar tersebut kembali disuruh berjalan jongkok dan buat pernyataan tertulis
sebanyak delapan halaman.
"Terkait pemecahan kaca ini kan oleh warga, warga tersulut emosinya oleh
pelajar ini," kata Dasril.
Dasril mengatakan tindakan ini sebagai antisipasi terjadinya aksi tawuran di
Jatinegara. Pihaknya juga akan memberikan sosialiasi dampak-dampak dari tawuran
pelajar.
"Kita akan datang ke sekolah kita sampaikan akan terkenal pasal ini kalau
sampai membacok, kalau korban sampai tewas bisa terkena pasal pembunuhan,
karena aksi tawuran ini bukanlah kenakalan biasa. Sejauh ini totalnya ada 27
pelajar dari 7 sekolah yang berbeda," tutupnya.
Bagaimana dengan anak-anak Anda, sudahkah diberi perhatian?
Nongkrong
Bawa Golok dan Gir, 3 Siswa SMK Digelandang ke Kantor Polisi
Syahdan Alamsyah - detikNews
Foto:
Syahdan Alamsyah/detikcom
Sukabumi - Dianggap meresahkan, sekumpulan
siswa SMK di Sukabumi yang sedang nongkrong dirazia polisi. Tiga di antaranya
membawa senjata tajam. Ketiganya digelandang ke kantor polisi.
Tiga siswa berinisial HMD, YA, dan YJ. Mereka nongkrong di Jalan Kenari, tak jauh
dari kantor Dinas Kesehatah Sukabumi, Kamis (28/8/2014). Dari tangan ketiganya,
polisi mengamankan golok, besi, dan 3 gir yang diikat dengan sabuk.
"Ada masyarakat yang resah, kemudian melapor ke kita," kata
Kapolresta Sukabumi AKBP Hari Santoso di kantornya.
Hari menilai kelakuan siswa tersebut sudah keterlaluan, dinilai bisa menebar
ketakutan di tengah masyarakat layaknya aksi geng motor. Ia menyebut beberapa
kali ketika ada tawuran pelajar masyarakat atau petugas yang berusaha melerai
malah jadi sasaran kebrutalan pelajar tersebut.
"Tentu mereka (petugas) tidak bisa mendiamkan, minimal ada tembakan
peringatan. Kalau tetap ngeyel baru langkah tegas akan dilakukan,"
lanjutnya.
Kepolisian berharap, masyarakat berpartisipasi dalam penanganan para pelajar
yang dicurigai akan melakukan aksi tawuran. "Harus ada efek jera. Kalau
dibiarkan begitu saja fenomena tawuran pelajar ini akan semakin
meresahkan," tandas Hari.
Ketiga siswa tersebut saat ini masih menjalani pemeriksaan. Mereka mengaku
membawa senjata tajam atas perintah seniornya. "Disuruh bawa golok sama
gir, buat jaga-jaga kalau ada siswa SMK lain yang memang bermusuhan dengan
sekolah kami," ungkap YJ.
Fenomena kenakalan pelajar di Sukabumi terus terjadi. Pada Selasa (26/8/2014),
seorang pelajar SMK Yaspida lengan kirinya nyaris putus akibat dibacok pelajar
dari SMK Madani. Aksi mereka lakukan di tengah pusat kota saat masyarakat
tengah beraktivitas.
Polisi: Sebelum Beraksi Geng Tengky Boys Tenggak Miras
dan Pakai Narkoba
Edward Febriyatri Kusuma - detikNews
Anggota Tengky Boys
Jakarta - Polisi telah menetapkan sebelas
tersangka terkait keributan yang dilakoni Geng Tengky Boyz. Sebelum beraksi
pelajar-pelajar tersebut minum-minuman keras terlebih dahulu.
"Mereka murni menamakan Tengky Boys anak-anak di bawah umur yang melakukan
kenakalan dan dalam aksinya mereka menggunakan narkoba dan minuman keras supaya
berani," ujar Kapolsek Pondok Gede, Kompol Kunto Wibisono kepada detikcom,
Kamis (20/2/2014).
Di setiap aksinya para pelaku selalu melakukan aksi kekerasan untuk merampas
harta benda orang lain. Mereka pun melakukan aksinya secara bergerombol.
"Mereka juga tidak segan-segan melukai korban yang melakukan
perlawanan," ujar Kunto.
Menurut Kunto mereka hanya melakukan kenakalan remaja biasa. "Kami juga
menyampaikan di wilayah Polsek Pondok Gede tidak ada geng motor atau Geng
Amerika," ungkapnya.
3.1. Kesimpulan
Masalah kenakalan remaja mulai
mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk
anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat.
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum
pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya
sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Faktor yang melatar belakangi
terjadinya kenakalan remaja dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal berupa krisis identitas dan kontrol diri yang
lemah. Sedangkan faktor eksternal berupa kurangnya perhatian dari orang tua;
minimnya pemahaman tentang keagamaan; pengaruh dari lingkungan sekitar dan
pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebaya; dan tempat
pendidikan.
Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh
kenakalan remaja akan berdampak kepada diri remaja itu sendiri, keluarga, dan
lingkungan masyarakat.
Solusi dalam menanggulangi kenakalan
remaja dapat dibagi ke dalam tindakan preventif, tindakan represif, dan
tindakan kuratif dan rehabilitasi. Adapun solusi internal bagi seorang remaja
dalam mengendalikan kenakalan remaja antara lain:
- Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol
diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan
- Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk
melakukan point pertama
- Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan
positif
- Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik
serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja
harus bergaul
- Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah
terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak
sesuai dengan harapan
Segala usaha pengendalian kenakalan
remaja harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian remaja yang mantap,
serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berpribadi
kuat, sehat jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota
masyarakat, bangsa dan tanah air.
3.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas,
penulis menyarankan untuk lebih menaruh perhatian terhadap persoalan sosial,
terutama kenakalan remaja. Hendaknya kita dapat mencegah dan mengendalikan
perilaku remaja sehingga tidak menimbulkan masalah sosial yang terjadi akibat
kenakalan - kenakalan remaja tersebut.
Edi Sarwono
ReplyDelete